Selasa, 07 Juli 2015



Surat Untukmu Ayah

Ayah….sedang apa dirimu?

   Ayah kurangakai kata dalam narasi sederhana ini, untuk mengenangmu ayah. Aku ingin ayah tahu, betapa indah singgasanamu dalam hatiku ayah.
  Ayah… aku belajar  tegar darimu. Ayah yang selalu menjawab setiap kesusahan dengan senyuman. Ayah yang selalu tertawa, meski yang sebenarnya ayah sedang terluka. Ayah yang selalu tegar menghadap seribu duka dalam hidup ayah. Ayah yang tetap tegar, saat seribu bibir menghujatmu ayah.
 Ayah….aku belajar sabar darimu. Ayah yang selalu sabar menghadapi aku dengan tingkah konyolku. Ayah yang selalu sabar mendengar keluhan buah hatinya, meski saat ini buah hatinya melupakan pelajaran itu darimu ayah. Ayah yang selalu sabar menjadi ibu dan juga ayah bagiku. Ayah yang dengan sabar menggendongku saat aku sakit. Ayah yang dengan sabar mengajarkan aku untuk tampil apa adanya, tanpa harus rakus akan milik oranglain.
  Aku belajar berani darimu  ayah. Ayah yang dengan keberaniannya mampu membawa aku pada dunia yang penuh dengan warna. Ayah yang selalu berani menghadap kesepian. Ayah yang dengan berani memerangi kemalasan dalam diriku.
 Ayah…..aku belajar malu darimu.  Malu untuk memiliki yang bukan milikku. Malu untuk tampil mewah, tanpa memikirkan latarbelakang. Malu karena selalu menghiasi diri seperti benalu. Malu karena tidak punya rasa malu, karena selalu meminta. Malu……karena aku tidak pernah mau berjuang.
 Ayah ,,,,darimu aku belajar menerima diri apa adanya dan mau mencintai apa adanya.
Ayah darimu aku mengerti, bahwa hidup butuh perjuangan.
Ayah,,,darimu aku mengerti, bahwa dunia yang kupijaki tak seindah Surga yang ayah tempati
 Ayah….banyak yang kupelajari darimu. Semua yang ayah berikan, menjadi pelajaran untukku ayah. Ayah, meski banyak bibir mencibirmu, memandangmu sebelah mata, bagiku ayah adalah raja dalam hatiku. Ayah adalah inspirasi dalam narasiku ayah. Ayah adalah nama yang menjadi tema dari seluruh perjalanan hidupku, disamping nama ibu yang terukir indah dalam hati.
 Ayah, berbahagialah di Singgasana yang Mahakuasa. Bersama Ibu dan seribu Malaikat yang menemani ayah. Ayah…. Tetaplah mengajarkan aku kesabaran. Peluk aku dalam doamu ayah. Dan ajarkan aku untuk setia pada Iman yang ayah ajarkan, hingga nanti aku bisa memelukmu ayah dalam dunia kita nanti.