Surat
Untukmu Ayah
Ayah….sedang apa dirimu?
Ayah kurangakai
kata dalam narasi sederhana ini, untuk mengenangmu ayah. Aku ingin ayah tahu,
betapa indah singgasanamu dalam hatiku ayah.
Ayah… aku
belajar tegar darimu. Ayah yang selalu
menjawab setiap kesusahan dengan senyuman. Ayah yang selalu tertawa, meski yang
sebenarnya ayah sedang terluka. Ayah yang selalu tegar menghadap seribu duka
dalam hidup ayah. Ayah yang tetap tegar, saat seribu bibir menghujatmu ayah.
Ayah….aku belajar
sabar darimu. Ayah yang selalu sabar menghadapi aku dengan tingkah konyolku.
Ayah yang selalu sabar mendengar keluhan buah hatinya, meski saat ini buah
hatinya melupakan pelajaran itu darimu ayah. Ayah yang selalu sabar menjadi ibu
dan juga ayah bagiku. Ayah yang dengan sabar menggendongku saat aku sakit. Ayah
yang dengan sabar mengajarkan aku untuk tampil apa adanya, tanpa harus rakus
akan milik oranglain.
Aku belajar berani
darimu ayah. Ayah yang dengan
keberaniannya mampu membawa aku pada dunia yang penuh dengan warna. Ayah yang
selalu berani menghadap kesepian. Ayah yang dengan berani memerangi kemalasan
dalam diriku.
Ayah…..aku belajar
malu darimu. Malu untuk memiliki yang
bukan milikku. Malu untuk tampil mewah, tanpa memikirkan latarbelakang. Malu
karena selalu menghiasi diri seperti benalu. Malu karena tidak punya rasa malu,
karena selalu meminta. Malu……karena aku tidak pernah mau berjuang.
Ayah ,,,,darimu aku
belajar menerima diri apa adanya dan mau mencintai apa adanya.
Ayah darimu aku mengerti, bahwa hidup butuh perjuangan.
Ayah,,,darimu aku mengerti, bahwa dunia yang kupijaki tak
seindah Surga yang ayah tempati
Ayah….banyak yang
kupelajari darimu. Semua yang ayah berikan, menjadi pelajaran untukku ayah.
Ayah, meski banyak bibir mencibirmu, memandangmu sebelah mata, bagiku ayah
adalah raja dalam hatiku. Ayah adalah inspirasi dalam narasiku ayah. Ayah
adalah nama yang menjadi tema dari seluruh perjalanan hidupku, disamping nama
ibu yang terukir indah dalam hati.
Ayah, berbahagialah
di Singgasana yang Mahakuasa. Bersama Ibu dan seribu Malaikat yang menemani
ayah. Ayah…. Tetaplah mengajarkan aku kesabaran. Peluk aku dalam doamu ayah.
Dan ajarkan aku untuk setia pada Iman yang ayah ajarkan, hingga nanti aku bisa
memelukmu ayah dalam dunia kita nanti.