Dan seperti itulah hidup. Ada yang
datang, ada yang pergi. Semua berhak untuk menentukan kebahagian. Berhak untuk
melepas, menggenggam dan memberi. Tapi tidak denganku. Tidak dengan hatiku.
Betah di bawah hujan, aku menatap
langit yang seolah tak jauh dariku. Seorang wanita bersayap mencoba menutup
ubun-ubunku. Aku tersenyum padanya. ”Aku
tidak membutuhkan payungmu saat ini,
biarkan aku bersama hujan ini hingga lelahku dibawa pergi”.
Namun ia tetap
bersamaku, menemani senjaku.
Aku pun
bercerita padanya.......
Tentang hatiku.
Wanita bersayap
Aku bercerita tentang gadisku. Aku sangat
mencintainya. Mencintai tutur katanya, mencintai keramahannya, mencintai
amarahnya, mencintai setiap ketidakpeduliannya, mencintai ia seutuhnya. Aku
melawan diriku sendiri untuk mencintai dirinya. Ia gadis yang manis, ia gadis
yang hebat wanita bersayap. Bahkan kau pun takkan menyainginya.
”Wanita bersayap tersenyum angkuh. Ia seolah
mencibirku dalam senyum yang tak semanis senyum gadisku”
Aku tak pernah memahami setiap
ketidakpeduliannya. Aku yang tak pernah menjadi baik di depannya. Ia sama sepertiku
wanita bersayap. Ia menyukai hujan. Bahkan ia sering menari bersamaku saat
hujan, tak peduli apa yang akan terjadi setelah itu. Kami menyukai hal yang
sama, tetapi kami mencintai hal yang tidak bisa kami miliki. Aku mencintainya,
tetapi ia mencintai bayanganku.
Gadisku adalah wanita yang sering
kusandingkan bersama bayanganku tentang malaikat surga. Gadisku adalah
segalanya bagiku, wanita bersayap. Bahkan aku siap menggantikan surgaku
untuknya.
.
Aku terlalu
egois wanita bersayap.
Aku membawa pergi hatinya, membawa
harapan, membawa mimpinya, membawa jiwanya, membawa kenangan yang membuatnya
menangis di hadapan Tuhannya untuk menghapus namaku.
Saat hujan datang, aku melihat gadisku tersenyum manisnya
di jendela yang sama. Jendela tempatku menyapanya saat senja. Ia berdiri disana
bersama bayanganku, ia memeluk dan berbisik seribu kata manis tentang mimpinya
bersamaku. Tentang mimpi kami.
Aku adalah
bayangan.
Dan akan tetap
menjadi bayangannya.
Ia mencintai
bayanganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar