Senin, 03 Oktober 2016

Gadis Hujan



Dan seperti itulah hidup. Ada yang datang, ada yang pergi. Semua berhak untuk menentukan kebahagian. Berhak untuk melepas, menggenggam dan memberi. Tapi tidak denganku. Tidak dengan hatiku.
            Betah di bawah hujan, aku menatap langit yang seolah tak jauh dariku. Seorang wanita bersayap mencoba menutup ubun-ubunku. Aku tersenyum padanya. ”Aku tidak membutuhkan payungmu saat ini,  biarkan aku bersama hujan ini hingga lelahku dibawa pergi”.
Namun ia tetap bersamaku, menemani senjaku.
Aku pun bercerita padanya.......
Tentang hatiku.
            Wanita bersayap
 Aku bercerita tentang gadisku. Aku sangat mencintainya. Mencintai tutur katanya, mencintai keramahannya, mencintai amarahnya, mencintai setiap ketidakpeduliannya, mencintai ia seutuhnya. Aku melawan diriku sendiri untuk mencintai dirinya. Ia gadis yang manis, ia gadis yang hebat wanita bersayap. Bahkan kau pun takkan menyainginya.
”Wanita bersayap tersenyum angkuh. Ia seolah mencibirku dalam senyum yang tak semanis senyum gadisku”
            Aku tak pernah memahami setiap ketidakpeduliannya. Aku yang tak pernah menjadi baik di depannya. Ia sama sepertiku wanita bersayap. Ia menyukai hujan. Bahkan ia sering menari bersamaku saat hujan, tak peduli apa yang akan terjadi setelah itu. Kami menyukai hal yang sama, tetapi kami mencintai hal yang tidak bisa kami miliki. Aku mencintainya, tetapi ia mencintai bayanganku.
            Gadisku adalah wanita yang sering kusandingkan bersama bayanganku tentang malaikat surga. Gadisku adalah segalanya bagiku, wanita bersayap. Bahkan aku siap menggantikan surgaku untuknya.
.
Aku terlalu egois wanita bersayap.
            Aku membawa pergi hatinya, membawa harapan, membawa mimpinya, membawa jiwanya, membawa kenangan yang membuatnya menangis di hadapan Tuhannya untuk menghapus namaku. 
            Saat hujan  datang, aku melihat gadisku tersenyum manisnya di jendela yang sama. Jendela tempatku menyapanya saat senja. Ia berdiri disana bersama bayanganku, ia memeluk dan berbisik seribu kata manis tentang mimpinya bersamaku. Tentang mimpi kami.
Aku adalah bayangan.
Dan akan tetap menjadi bayangannya.
Ia mencintai bayanganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar